Kamis, 20 Oktober 2011

Beberapa Bentuk Masalah / Ancaman Jaringan

Weak protocols (protokol yang lemah).
Komunikasi jaringan komputer menggunakan protokol antara client dan server. Kebanyakan dari protokol yang digunakan saat ini merupakan protocol yang telah digunakan beberapa dasawarsa belakangan. Protokol lama ini, seperti File Transmission Protocol (FTP), TFTP ataupun telnet [11], tidak didesain untuk menjadi benar-benar aman.
Malahan faktanya kebanyakan dari protocol ini sudah seharusnya digantikan dengan protokol yang jauh lebih aman, dikarenakan banyak titik rawan yang
dapat menyebabkan pengguna (user) yang tidak bertanggung jawab dapat melakukan eksploitasi. Sebagai contoh, seseorang dengan mudah dapat mengawasi "traffic" dari telnet dan dapat mencari tahu nama user dan password.


Software issue (masalah perangkat lunak).
Menjadi sesuatu yang mudah untuk melakukan eksploitasi celah pada perangkat lunak. Celah ini biasanya tidak secara sengaja dibuat tapi kebanyakan semua orang mengalami kerugian dari kelemahan seperti ini. Celah ini biasanya dibakukan bahwa apapun yang dijalankan oleh "root" pasti mempunyai akses "root", yaitu kemampuan untuk melakukan segalanya didalam system tersebut.
Eksploitasi yang sebenarnya mengambil keuntungan dari lemahnya penanganan data yang tidak diduga oleh pengguna, sebagai contoh, buffer overflow dari celah keamanan "format string" merupakan hal yang biasa saat ini. Eksploitasi terhadap celah tersebut akan menuju kepada situasi dimana hak akses pengguna akan dapat dinaikkan ke tingkat akses yang lebih tinggi. Ini disebut juga dengan "rooting" sebuah "host" dikarenakan penyerang biasanya membidik untuk mendapatkan hak akses "root" [2].


Buffer overflow.
"Buffer overflow" mempunyai arti sama dengan istilahnya. Programmer telah mengalokasikan sekian besar memory untuk beberapa variabel spesifik. Bagaimanapun juga, dengan celah keamanan ini, maka variabel ini dapat dipaksa menuliskan kedalam "stack" tanpa harus melakukan pengecekan kembali bila panjang variabel tersebut diizinkan.
Jika data yang berada didalam buffer ternyata lebih panjang daripada yang diharapkan, maka kemungkinan akan melakukan penulisan kembali stack frame dari "return address" sehingga alamat dari proses eksekusi program dapat dirubah. Penulis "malicious code" biasanya akan akan melakukan eksploitasi terhadap penulisan kembali "return address" dengan merubah "return address" kepada "shellcode" pilihan mereka sendiri untuk melakukan pembatalan akses "shell" dengan menggunakan hak akses dari "user-id" dari program yang tereksploitasi tersebut [12].
"Shellcode" ini tidak harus disertakan dalam program yang tereksploitasi, tetapi biasanya dituliskan ke dalam bagian celah dari "buffer". Ini merupakan trik yang biasa digunakan pada variabel "environment" seperti ini.
"Buffer overflow" adalah masalah fundamental berdasarkan dari arsitektur komputasi modern. Ruang untuk variabel dan kode itu sendiri tidak dapat dipisahkan kedalam blok yang berbeda didalam "memory". Sebuah perubahan didalam arsitektur dapat dengan mudah menyelesaikan masalah ini, tapi perubahan bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan dikarenakan arsitektur yang digunakan saat ini sudah sangat banyak digunakan.


Format string.
Metode penyerangan "format string" merupakan sebuah metode penyerangan baru, ini diumumkan kepada publik diakhir tahun 2000. Metode ini ditemukan oleh hacker 6 bulan sebelum diumumkan kepada masyarakat luas. Secara fundamental celah ini mengingatkan kita akan miripnya dengan celah "buffer overflow" [13].
Kecuali celah tersebut tercipta dikarenakan kemalasan (laziness), ketidakpedulian (ignorance), atau programmer yang mempunyai skill pas-pasan. Celah "format string" biasanya disebabkan oleh kurangnya "format string" seperti "%s" di beberapa bagian dari program yang menciptakan output, sebagai contoh fungsi printf() di C/C++. Bila input diberikan dengan melewatkan "format string" seperti "%d" dan "%s"kepada program maka dengan mudah melihat "stack dump" atau penggunaan teknik seperti pada "buffer overflow".
Celah ini berdasarkan pada "truncated format string" dari "input". Ini merujuk kepada situasi dimana secara external, data yang disuplai yang diinterpretasikan sebagai bagian dari "format string argument" [13]. Dengan secara spesial membuat suatu input dapat menyebabkan program yang bermasalah menunjukkan isi memory dan juga kontrol kepada eksekusi program dengan menuliskan apa saja kepada lokasi pilihan sama seperti pada eksploitasi "overflow".


Hardware issue (masalah perangkat keras).
Biasanya perangkat keras tidak mempunyai masalah pada penyerangan yang terjadi. Perangkat lunak yang dijalankan oleh perangkat keras dan kemungkinan kurangnya dokumentasi spesifikasi teknis merupakan suatu titik lemah. Berikut ini merupakan contoh bagaimana perangkat keras mempunyai masalah dengan keamanan.


contoh : Cisco
Sudah lazim router cisco dianggap mempunyai masalah sistematis didalam perangkat lunak IOS (Interwork operating system) yang digunakan oleh mereka sebagai sistem operasi pada tahun 2003. Celah dalam perangkat lunak dapat menuju kepada "denial of service" (Dos) dari semua perangkat router. Masalah keamanan ini terdapat dalam cara IOS menangani protokol 53(SWIPE), 55(IP Mobility) dan 77(Sun ND) dengan nilai TTL (Time to live) 0 atau 1 [23].
Biasanya, Protocol Independent Multicast (PIM) dengan semua nilai untuk hidup, dapat
menyebabkan router menandai input permintaan yang penuh terhadap "interface" yang dikirimkan.
Sebagai permintaan bila penuh, maka router tidak akan melakukan proses "traffic" apapun terhadap "interface" yang dipertanyakan [3]. Cisco juga mempunyai beberapa celah keamanan yang terdokumentasi dan "patch" yang diperlukan telah tersedia untuk waktu yang cukup lama

sumber: gilang's.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar